Lambang
Unsur
Untuk
memudahkan mengingat dan menuliskan senyawa kimia,
pada
tahun 1813 Jons Jacob Berzelius mengusulkan pemberian lambang
berupa
huruf untuk masing-masing unsur.
Apakah
huruf C, Au, Al, dan O memiliki arti bagi anda? Setiap huruf
atau
pasangan huruf tersebut merupakan lambang kimia, yang digunakan
untuk
menuliskan sebuah unsur secara singkat. Bahan hitam setelah kayu
dibakar
adalah karbon, lambangnya C. Emas yang bayak digunakan
sebagai
perhiasan mempunyai lambang kimia Au. Beberapa Alat dapur
terbuat
dari aluminium yang mempunyai lambang kimia Al.
Lambang
unsur terdiri dari satu huruf besar atau satu huruf besar
diikuti
huruf kecil. Beberapa lambang unsur diambil dari huruf pertama
unsur
tersebut, misalnya nitrogen (N), oksigen (O), hidrogen (H). Mengapa
emas
diberi lambang Au? Au berasal dari nama latin dari emas “Aurum”.
Fe
merupakan lambang unsur besi yang diambil dari “Ferum”, Ag merupakan lambang
perak yang diambil dari kata “Argentum”. Penulisan lambang unsur selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Unsur-unsur yang sudah ditemukan
Aturan
dalam menuliskan lambang unsur:
1.
Jika suatu unsur dilambangkan dengan satu huruf, maka harus
digunakan
huruf kapital, misalnya oksigen (O), hidrogen (H), karbon
(C).
2.
Jika suatu unsur dilambangkan lebih satu huruf, maka huruf pertama
menggunakan
huruf kapital dan huruf berikutnya menggunakan huruf
kecil,
misalnya seng (Zn), emas (Au), tembaga (Cu). Kobalt
dilambangkan
Co, bukan CO. CO bukan lambang unsur, tetapi
lambang
senyawa dari karbon monoksida yang tersusun dari unsur
karbon
(C) dan oksigen (O).
REAKSI
KIMIA DAN PERSAMAAN REAKSI
Ketika Ahli kimia mulai memikirkan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu reaksi kimia, maka.
mereka selalu memulainya dengan persamaan reaksi. Sesuai dengan apa
yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya suatu persamaan reaksi yang
memperlihatkan gambaran senyawa kimia yang terlibat dalam suatu reaksi kimia.
Dengan memperhatikan suatu persamaan reaksi, kita
dapat mengambil kesimpulan apa yang terjadi.
Untuk menulis suatu persamaan
reaksi, kita harus mampu menulis rumus bangun pereaksi (senyawa kimia
yang ditulis di sebelah kiri panah) dan hasil reaksi (senyawa
kimia yang ditulis di sebelah kanan panah). Bagaimana seorang ahli kimia
sampai kepada kesimpulan tersebul, tergantung dari alasan ditulisnya persamaan
reaksi tersebut.
Jika suatu percobaan telah dilakukan, persamaan reaksi
dapat berarti memperlihatkan apa yang telah terjadi dalam reaksi tersebut. Pada
persamaan ini pereaksi diketahui, sebab ahli kimia telah mengetahui senyawa kimia yang digunakan dalam reaksi ini. Hasil
reaksi harus dikumpulkan dan
diteliti (misalnya dengan reaksi kimia) sebelum persamaan reaksi yang
benar dapat ditulis.
Sering kita menulis suatu reaksi kimia untuk membantu
kita dalam merencanakan suatu percobaan. Dalam hal seperti ini, meskipun telah diketahui dari percobaan-percobaan sebelumnya
senyawa yang akan terjadi jika pereaksi dicampur atau kita dapat menduga
hasil reaksi yang akan terjadi pada
percobaan ini, Anda tidak diharapkan mengetahui reaksi apa yang terjadi,
tetapi Anda akan diberi tahu pereaksi dan hasil reaksi yang akan terjadi dalam-
bentuk suatu persamaan reaksi. Pada pelajaran
selanjutnya akan dipelajari bagaimana memperkirakan beberapa bentuk
reaksi dan bagaimana senyawa kimia bereaksi jika dicampur.
Salah satu tujuan pentingnya persamaan reaksi adalah
dalam merencanakan percobaan, yang mana persamaan reaksi memungkinkan kita menetapkan hubungan kuantitatif yang terjadi di
antara pereaksi dan hasil reaksi dan merupakan topik yang akan diulas dalam
halaman-halaman berikut ini. Untuk
membantu pengertian ini, maka persamaan reaksi harus seimbang, yang berarti reaksi harus mengikuti hukum konservasi
massa di mana jumlah setiap macam atom di kedua sisi anak panah harus sama.
Menyeimbangkan
Persamaan Reaksi
Untuk mengurangi
kesalahan dalam menulis persamaan reaksi yang seimbang perlu diperhatikan
Langkah-Langkah berikut:
Langkah 1: Tulis
persamaan reaksi tak setimbang, perhatikan rumus molekulnya
yang benar (sesuai dengan uraian sebelumnya, sebetulnya Anda tidak diharapkan
mengetahui rumus molekulnya dan juga memperkirakan hasil reaksi apa yang
terbentuk. Mulai sekarang, rumus bangunnya diberikan).
Langkah 2: Persamaan reaksi dibuat seimbang dengan cara
menyesuaikan koefisien yang dijumpai pada rumus bangun pereaksi dan hasil
reaksi, sehingga diperoleh jumlah setiap macam atom sama pada kedua sisi anak
panah.
Untuk melaksanakan langkah 2, hal yang sangat penting diingat adalah bahwa
Anda tidak boleh mengubah rumus molekul, balk pereaksi maupun hasil reaksi.
Jika diubah, maka berarti mengubah sifat senyawa kimia yang ditulis dalam persamaan reaksi, meskipun kita memperoleh persamaan
reaksi yang seimbang, persamaan reaksi itu tetap salah.
Kebanyakan persamaan reaksi sederhana, dapat diketahui
keseimbangan dengan cara pengujian. Hal
ini membutuhkan persamaan reaksi dan menyesuaikan koefisien sampai
tercapai jumlah atom yang sama dari setiap elemen yang ada pada pereaksi dan
hasil reaksi. Sebagai contoh, dapat diperhatikan reaksi yang terjadi di samping
ini, yang memperlihatkan larutan asam klorida (HCI) ditambahkan ke dalam larutan natrium karbonat (Na2CO3). Hasil
reaksinya adalah natrium klorida (NaCl), gas karbon dioksida (CO2) dan
air. Untuk memperoleh persamaan reaksi yang seimbang, kita lakukan langkah
berikut:
Langkah 1. Tuliskan persamaan reaksi
tak seimbang, dengan cara menuliskan rumus molekul pereaksi dan hasil reaksi
yang benar.
Na2CO3
+ HCI à NaCl + H20 + CO2
Langkah 2. Tempatkan koefisien di
depan rumus molekul agar reaksinya seimbang. Untuk melakukannya dengan cepat
memerlukan banyak latihan. Meskipun tidak ada dalil tertentu dari mana
dimulainya, hal yang terbaik dilakukan adalah dengan cara memberikan koefisien
1. Dalam persamaan ini kita mulai dengan
Na2CO3- Dalam rumus molekul hanya ada dua atom Na, untuk membuat seimbang kita tempatkan koefisien 2 di
depan NaCl. Dengan demikian diperoleh:
Na2CO3
+ HCI à 2NaC1 + H20 + CO2
Meskipun
jumlah Na sudah seimbang, tetapi Cl belum seimbang, hal ini dapat diperbaiki
dengan cara menempatkan koefisien 2 di
depan HCI. Temyata penempatan angka
ini menyebabkan hidrogen juga menjadi seimbang.
Na2CO3
+ 2HCI à 2NaC1
+ H20 + CO2
Perhatikan
bahwa tindakan ini juga menyeimbangkan hidrogen dan perhitungan dengan cepat
tiap unsur akan menunjukkan bahwa persamaan tersebut sekarang telah seimbang.
Koefisien yang diperoleh
dari persamaan di atas bukanlah satu-satunya
cara untuk membuat reaksi seimbang. Untuk setiap persamaan reaksi,
dapat digunakan angka koefisien yang tidak terbatas agar dapat diperoleh jumlah atom yang sama di antara kedua
sisi anak panah. Misalnya, kedua persamaan reaksi berikut seimbang jumlah
atom disebelah kiri sama dengan jumlah atom di sebelah kanan anak panah).
2
Na2CO3 + 4 HCI à 4 NaCl + 2 H20 + 2 CO2
5
Na2CO3 + 10 HCI à 10 NaCl + 5 H20 + 5 CO2
Biasanya dalam praktek
dengan menggunakan angka-angka koefisien bilangan bulat yang terkecil sudah
dapat diperoleh keseimbangan reaksi yang tepat
(Meskipun demikian, aturan ini
kadang-kadang juga dilanggar untuk reaksi-reaksi
tertentu dan hal ini dapat dijumpai pada contoh berikut ini)
SOAL:
Seimbangkan
persamaan reaksi pembakaran oktana C8H18 yang merupakan
komponen bensin.
C8H18 +02
à CO2+H20
PENYELESAIAN: Mula-mula ditulis C8H18 (rumus molekulnya sangat kompleks),
diberi koefisien 1. Selanjutnya dibutuhkan 8 CO2 pada sebelah
kanan anak panah agar karbon seimbang dan 9 H20 pada sebelah kanan agar hidrogen seimbang (9 H20 mengandung 18
atom H , karena setiap H20 mengandung 2 atom H). Dengan demikian diperoleh:
C8H18 + 02 à 8 CO2 + 9 H20
Selanjutnya kita
dapat bekeria pada oksigen. Di sebelah kanan panah ada 25
atom 0 (2 x 8 + 9 = 25). Di sebelah kiri panah ada satu pasangan 0. Ini berarti kita harus mempunyai 121/2 pasang (molekul 02) agar diperoleh 25 atom 0 dan sama dengan jumlah atom 0 yang ada di sebelah kanan panah. Dengan demikian kita peroleh:
atom 0 (2 x 8 + 9 = 25). Di sebelah kiri panah ada satu pasangan 0. Ini berarti kita harus mempunyai 121/2 pasang (molekul 02) agar diperoleh 25 atom 0 dan sama dengan jumlah atom 0 yang ada di sebelah kanan panah. Dengan demikian kita peroleh:
C8H18 + 12 ½ 02 à 8 CO2 + 9 H20
Akhirnya kita
hilangkan koefisien pecahan dengan cara mengalikan semua
koefisien dengan 2.
2 C8H18 + 25 02 à 8 CO2 + 9 H20
PERHITUNGAN BERDASARKAN PERSAMAAN REAKSI
Perrsamaan reaksi dapat diartikan bermacam-macam. Sebagai contoh dapat
kita ambil pembakaran etanol, C2H5OH. alkohol Yang
dicampur dengan bensin dalam api yang disebut gasohol.
C2H5OH + 3 02 à 2 CO2 + 3 H20
Pada tingkat molekul yang submikroskopik itu, kita dapat
memandang sebagai reaksi antara molekul-molekul individu.
I molekul C2H5OH + 3 molekul02 à 2 molekul CO2 + 3 molekul H20
Reaksi ini merupakan reaksi dalam Skala kecil, dikerjakan
dalam laboratorium yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Dalam Bab ini dipelajari bahwa perbandingan antara atom suatu
elemen yang digunakan untuk
membentuk suatu senyawa sama dengan perbandingan jumlah molekul atom yang digunakan. Perbandingan
atom dan perbandingan molekul adalah sama (identik).
Cara ini dapat digunakan juga untuk suatu reaksi kimia. Perbandingan antara
molekul yang bereaksi atau yang terbentuk sama dengan perbandingan antara
molekul dari zat tersebut yang bereaksi atau yang terbentuk. Jadi
untuk pembakaran etanol, dapat juga ditulis:
1
mol C2H5OH + 3mol 02 à 2mol CO2 +
3mol H20
Reaksi ini tidak selalu dimulai dari 1 mol C2H5OH. Jika
dibakar 2 molekul etanol, maka:
2
mol C2H5OH + 6mol 02 à 4mol CO2 + 6mol
H20
Dengan demikian kita dapat mereaksikan etanol sebanyak
yang kita inginkan,
tetapi selalu dijumpai bahwa satu molekul C2H5OH membutuhkan tiga kali lebih banyak molekul 02 dan setiap satu
molekul C2H5OH
yang dipakai terbentuk 2 molekul CO2 dan 3 molekul H20. Data
ini kita peroleh dari persamaan reaksi, sebab:
Koefisien dalam suatu persamaan reaksi
adalah suatu perbandingan dimana,molekul satu zat bereaksi dengan molekul zat
yang berbeda membentuk suatu zat lain.
MENGGUNAKAN
PERSAMAAN REAKSI UNTUK PERHITUNGAN DALAM GRAM
SOAL: Aluminium bereaksi dengan oksigen membentuk aluminium oksida Al2O3, yang dapat melindungi aluminium di
bawahnya menjadi proses karat. Reaksinya:
4AI + 302 à 2 Al2O3
Berapa jumlah gram 02 yang dibutuhkan
untuk dapat bereaksi dengan 0,300 mol Al?
ANALISA: Pertanyaan ini
agak lebih sukar dari pada soal-soal sebelumnya. Dalam pertanyaan
ini kita mencari gram bukan mol.
0,300 mol Al <=> ?g 02
Mol Al tidak mempunyai hubungan
dengan gram 02, tetapi persamaan reaksinya yang
sudah ekivalen dapat digunakan untuk menentukan hubungan mol Al dan mol 02.
4 mol Al
<=>3 mol 02
Kita dapat menggunakan persamaan ini untuk menghitung
jumlah mol 02 yang
dibutuhkan. Kemudian mol 02
diubah menjadi gramnya dengan menggunakan massa formula 02.
1 mol 02 <=> 32,0 g 02
PENYELESAIAN: Pertama, kita ketahui jumlah mol 02 yang dibutuhkan untuk dapat bereaksi dengan Al.
Mol 02 = ¾ (
mol Al)
= ¾
(0,03)
=
0,225 mol
Kemudian, mol 02 diubah menjadi gramnya. Dengan demikian
jawaban soal kita ketahui.
Gram 02 = 0,225 ( 32)
= 7,2 gram 02
Kita butuhkan 7,20 g 02 untuk dapat bereaksi dengan 0,300 mol Al.
PERHITUNGAN
REAGEN PEMBATAS YANG
DIGUNAKAN UNTUK SUATU REAKSI
DIGUNAKAN UNTUK SUATU REAKSI
Jika kita mereaksikan, senyawa
kinila, biasanya kita tidak memperhatikan berapa
jumlah reagen yang tepat supaya tidak terjadi kelebihan reagen-reagen tersebut. Sering terjadi satu atau lebih reagen berlebih dan bila hal ini terjadi, maka suatu reagen sudah habis digunakan sebelum yang lainnya habis. Sebagai contoh, 5 mol H2 dan 1 mol 02 dicampur dan terjadi reaksi dengan
persamaan reaksinya.
2H2 + 02 à 2 H20
Koefisien reaksi itu mengatakan bahwa dalam
persamaan tersebut 1 mol 02 akan mampu bereaksi seluruhnya
karena kita mempunyai lebih dari 2 mol H2 yang
diperlukan. Dengan kata lain, terdapat lebih dari cukup H2 untuk
bereaksi sempurna dengan semua 02. Memang,
karena kita memulai dengan 5 mol H2, dapatlah kita mengharapkan bahwa ketika reaksi
selesai, ada 3 mol H2 yang tersisa tanpa bereaksi.
Dalam contoh ini 02 diacu sebagai pereaksi pembatas (limiting
reactant) karena bila habis, tidak ada reaksi lebih
lanjut yang dapat terjadi dan tidak ada lagi produk (H20) dapat
terbentuk. Bila dikatakan dengan cara lain, dalam campuran khusus 1
mol 02 dan 5 mol H2,
banyaknya 02 inilah yang membatasi banyaknya H20 yang dapat terbentuk.
Dalam memecahkan soal "pereaksi-pembatas", kita harus mengenali mana yang merupakan pereaksi pembatas. Kemudian, kita hitung banyaknya produk yang terbentuk yang didasarkan pada banyaknya pereaksi pembatas yang tersedia.
REAKSI DALAM
LARUTAN
Banyak reaksi berlangsung dimana pereaksi larut dalam pelarut menjadi
larutan. Misalnya bubuk natriurn klorida, NaCI, dengan kristal bubuk perak
nitrat, AgNO3, tidak terlihat adanya sesuatu terjadi. Tetapi jika
kedua senyawa ini masing-masing kita larutkan terlebih dahulu dalam air dan
kemudian dicampur, suatu reaksi yang cepat akan terjadi, seperti terlihat pada. Alasan terjadinya perbedaan dalam keadaan yang
padat dan keadaan cair tidak begitu
sukar untuk dipahanii. Jika kristal dicampur. hanya permukaan luarnya
saja yang dapat kontak, yang berarti hanya sebagian kecil pereaksi yang mungkin dapat bereaksi. Jika senyawa ini dilarutkan dalam air, masing-masing partikel
pereaksi daiam keadaan bebas dan dapat
dengan mudah bercampur dengan molekul air. Jika kedua larutan dicampur, partikel kedua senyawa ini bercampur dan meyebabkan
terjadinya reaksi di antara kedua senyawa tersebut lebih cepat.
Persamaan reaksi yang terjadi pada
reaksi tersebut adalah
NaCI (aq) + AgNO3(aq) ---) AgCI (s) + NaNO3(aq)
dimana kita menggunakan kata (aq) untuk
memperlihatkan NaCI,
AgNO3 dan NaNO3(aq) berada dalam keadaan
larut dalam pelarut air (aquous solution) dan (s) memperlihatkan AgCI
dalam keadaan padat (solid). Cairan yang
berbentuk susu kental dari basil reaksi campuran yang terlihat disebabkan oleh munculnya zat padat putili AgCl.
Zat
padat yang terbentuk dalam larutan sebagai hail suatu reaksi kimia seperti ini
disebut endapan (presipitat).
Suatu reaksi kimia dalam
larutan tidak selalu dilihat dengan terbentuknya suatu endapan. Dalam beberapa
reaksi terbentuk gas, seperti reaksi
antara asam klorida dengan natrium karbonat . Kadang-kadang yang terjadi hanya
perubahan warna.
Konsentrasi
Molar
Sering dibutuhkan penentuan konsentrasi suatu larutan secara kuantitatif dan
hal ini dapat dilihat selanjutnya dalam modul ini, bahwa ada beberapa cara untuk memperoleh konsentrasi larutan
secara kuantitatif. Suatu istilah
yang sangat berguna yang berkaitan dengan stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi
molar atau molaritas, dengan simbol M. Dinyatakan sebagai jumlah mol
suatu solut dalam larutan dibagi
dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
Molaritas
(M) = mol solut : liter larutan
Larutan yang mengandung 1,00 mol NaCI dalam 1,00 L larutan mempunyai molaritas 1,00 mol NaCl/L larutan) atau 1,00 M dan disebut 1,00 molar
larutan. Cobalah diperhatikan suatu contoh yang memperlihatkan bagaimana
menghitung suatu larutan
TATA
NAMA SENYAWA KIMIA
1. SENYAWA BINER (DUA JENIS
ATOM UNSUR) LOGAM DENGAN BUKAN LOGAM
Aturannya: - Sebutkan nama unsur logamnya
(ditulis didepan)
- Sebutkan nama unsur bukan logamnya + akiran ‘ ida
‘
Contoh: NaCl Natrium
klorida
MgI2 Magnesium
Iodida
Rb2S Rubidium
sulfida
2. SENYAWA BINER SESAMA BUKAN
LOGAM
Aturannya : - Sebutkan nama unsur yang ditulis di
depan
- Sebutkan nama unsur berikutnya +
akiran ‘ ida ‘
- Setiap jumlah unsur diberi awalan
“mono, di, tri, tetra, penta, heksa, hepta, dst” kecuali didepan mono tidak ditulis
Contoh: N2O5 Dinitrogen pentaoksida
CO Karbon
monoksida bukan monokarbon monoksida
CCl4 Karbon
tetraklorida
3. SENYAWA LOGAM DENGAN ION
POLIATOM (GUGUS ION)
Aturannya : - Sebutkan nama unsur logamnya
(didepan)
- Sebutkan nama ion poliatomnya
Beberapa ion poliatom
Ion
|
N a m a
|
Ion
|
N a m a
|
Ion
|
N a m a
|
OH-
CN-
NO3-
NO2-
MnO4-
ClO-
ClO2 –
ClO3 –
ClO4 -
|
Hidroksida
Sianida
Nitrat
Nitrit
Permanganat
Hipoklorit
Klorit
Klorat
Perklorat
|
CO3-2
SO4-2
SO3-2
CrO4-2
Cr2O7-2
C2O4-2
|
Karbonat
Sulfat
Sulfit
Kromat
Dikromat
Oksalat
|
PO4- 3
PO3- 3
AsO4 –3
AsO3 –3
NH +
|
Fosfat
Fosfit
Arsenat
Arsenit
Amonium
|
Contoh: NaOH Natrium hidroksida
CaSO4 Kalsium sulfat
Ba(ClO3)2 Barium klorat
NH4Br Amonium bromida
4.
TATA
NAMA SENYAWA ASAM
Senyawa asam adalah senyawa yang
mengandung ion H + Jika
dilarutkan dalam air. Pada Umumnya H ditulis di depan
Contoh HF Asam
Fluorida
HNO3 Asam Nitrat
H2C2O4 Asam Oksalat
Asam Oksi adalah senyawa asam halida
(VII A) yang mengandung Oksigen.
Contoh: HClO Asam hipoklorit HBrO Asam hipobromit
HClO2 Asam klorit HBrO2 Asam
bromit
HClO3
Asam klorat HBrO3 Asam bromat
HClO4
Asam perklorat HBrO4 Asam perbromat
5.
TATA
NAMA SENYAWA BERHIDRAT (MENGANDUNG AIR)
Aturannya mengikuti tatanama diatas
kemudian diikuti nama hidrat berikut awalannya
Contoh: CaSO4 . 5H2O Kalsium sulfat pentahidrat
H2C2O4
. 3 H2O Asam oksalat
trihidrat
MgCl2
. 6H2O Magnesium klorida
heksahidrat
6.
TATA
NAMA SENYAWA LOGAM DENGAN BILOKS LEBIH DARI SATU
Untuk logam –logam dengan biloks
lebih dari satu seperti Fe, Cr, Cu, (Logam Unsur transisi), maka biloksnya diikutserta kan atau dengan
nama khusus.
Contoh: FeSO4 Besi
(II) sulfat atau Ferrosulfat
Fe2(CO3)3 Besi (III) karbonat atau Ferrikarbonat
Cu2O Tembaga (I) oksida atau Cuprooksida
CuS Tembaga (II) sulfida atau
Cuprisulfida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar